Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 03:05:54【Tempat Makan】999 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(446)
Sebelumnya: Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
Selanjutnya: Warga Taiwan Berbondong
Artikel Terkait
- Pemkab Jayapura perkuat mutu dan keamanan pangan di dapur MBG
- Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara
- Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
- Mendukbangga nilai program MBG untuk 3B di Kepri sudah tepat sasaran
- Menteri PU tinjau pembangunan floodway atasi banjir di Medan
- Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia
- BPOM beri izin edar insulin aspart perluas akses pengobatan inovatif
- Lapas Narkotika Jakarta gagalkan penyelundupan sabu lewat ayam kecap
- Kalteng pastikan dukungan penuh keberlangsungan program Sekolah Rakyat
- BNPB salurkan bantuan logistik pascabanjir untuk warga Aceh Jaya
Resep Populer
Rekomendasi

CP Group Thailand yakin pada pasar China yang luas dan terbuka

Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak

Bupati Gowa tawarkan pasokan bahan pokok Perseroda ke SPPG

Hamas: Cuma 980 truk bantuan masuk Gaza sejak gencatan senjata berlaku

Pemkot Pekalongan ingatkan SPPG penuhi standar bangunan dapur MBG

Dokter tegaskan pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini

TikTok Food Fest 2025 Gaet Ribuan Pengunjung, Dorong UMKM dan Promosi Kuliner Nusantara

Prabowo: Indonesia